Kamis, 11 Mei 2017

ILMU FALAQ BUMI DATAR


Repost
Oleh:Rizal Pahlevi


Ditinjau dari segi asronomi, sistem penanggalan masehi didasarkan pada perputaran bumi mengelilingi matahari (kalender Julian-Gregorian), sedangkan kalender hijriyyah dihitung beradasarkan perputaran bulan dalam mengelilingi bumi.Dalam sejarahnya kalender Julian-Gregorian ini memilki kelemahan untuk menentukan jumlah hari dalam satu tahun yang mengakibatkan terjadinya kesalahan penentuan jumlah hari.Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk menganjurkan pemakaian kalender qomariyyah yang dalam sejarahnya belum pernah terjadi kesalahan untuk menentukan jumlah hari dalam 1 tahun.
penulis mengangkat metode FE dikarenakan dengan konsep ini yang perhitungannya berdasarkan kala revolusi bulan selalu cocok dengan metode rukyah dan penanggalan tahun berdasarkan metode ini dalam sejarahnya tidak pernah melenceng satu hari pun.Lain halnya dengan konsep GE yang perhitungan kalender satu tahun berdasarkan kala revolusi bumi yang dalam sejarahnya sering melenceng dalam menentukan masa satu tahun.

Dengan konsep FE dan digabungkan dengan rumusan fisika absolutivitas yang merupakan karya penulis terdahulu yang disusun menjadi sebuah aplikasi computer yang dapat digunakan sebagai metode hisab baru yang lebih akurat, maka perlu diketahui parameter yang menjadi alasan mengapa aplikasi FE ini sangat diperlukan untuk membuat sebuah konsep untuk menambah akurasi dalam metode hisab yaitu sebagai berikut :

1. Percobaan jarak bumi-matahari saat siang bolong berdasarkan acuan FE.

Berdasarkan konsep trigonometri maka jarak bumi-matahari dapat ditentukan dengan eksperimen yang dilakukan penulis berikut :

Dengan jarak kasar Magelang-Pontianak = 946 km, maka jarak bumi-matahari secara kasar adalah : BM = MP x tan0 (baca: teta)
Ket :
BM : jarak bumi-matahari
MP : jarak Magelang-Pontianak
Diperoleh jarak BM adalah 4915 km.


2. Eksperimen Zetetic Astronomy


Jika bumi dengan jari-jari mendekati 6400 km maka berdasarkan eksperimen dengan teropong dan sinar laser akan didapatkan kelengkungan bumi sekitar 5 km dari pandangan, akan tetapi hasil eksperimen membuktikan tidak adanya kelengkungan bumi secara absolut.

3. Teori Absolutivitas (karya penulis)

Teori berasal dari modifikasi rumus kesetaraan massa dan energi yaitu ?=??2akan tetapi berbeda konsep dalam c nya dan juga teori ini lebih menitikberatkan pada geosentris yaitu bumi sebagai pusat dan diam (dipakai juga pada kaidah flat earth).Dengan demikian, yang menjadi acuan perhitungan dalam perhitungan kalender adalah pergerakan matahari, bulan dan bintang (Hisab Urf).Berikut ini beberapa metode hisab/falaq :

Hisab Urfi “Urfi” berarti kebiasaan atau kelaziman (Farid Ruskanda, 1995: 17). Hisab Urfi adalah hisab yang melandasi perhitungannya dengan kaidah-kaidah sederhana. Pada system hisab ini, perhitungan bulan qomariah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan sehingga umur bulan dalam setahun qomariah barvariatif diantara 29 dan 30 hari. Pada system hisab urfi ini, bulan yang bernomor ganjil dimulai dari bulan Muharram berjumlah 30 hari, sedangkan bulan yang bernomor genap dimulai dari bulan Shafar berjumlah 29 hari. Tetapi khusus bulan Dzulhijjah (bulan ke-12) pada tahun kabisat berjumlah 30 hari. Dalam hisab urfi juga mempunyai siklus 30 tahun (1 daur) yang di dalamnya terdapat 11 tahun yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari pertahunnya dan 19 tahun yang disebut tahun basithah (pendek) memilik 354 hari pertahunnya. Tahun kabisat ini terdapat pada tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan ke-29 dari keseluruhan selama 1 daur (30 hari). Dengan demikian, periode umur bulan menurut hisab urfi adalah (11 X 355 hari) + (19 X 354 hari) : (12 X 30 tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit, walau terlihat sudah cukup teliti, namun yang menjadi masalah adalah aturan 29 dan 30 hari serta aturan kabisat yang tidak menunjukan posisi bulan yang sebenarnya dan sifatnya hanya pendekatan saja. Oleh sebab itulah, maka system hisab urfi ini tidak dapat dijadikan acuan untuk penentuan awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

Dalam ilmu fisika dijelaskan bahwa matahari sebagai pusat tata surya yang kita kenal sebagai teori heliosentris yang dipaparkan oleh Copernicus dengan anggapan bahwa matahari diam dan tidak bergerak sama sekali, dasar teori ini diperkuat oleh beberapa teori fisika yang dianggap sebagai postulat seperti teori Keppler dan teori Titius-Bode .Sedangkan teori yang kedua adalah yang kita kenal sebagai geosentris adalah teori yang memaparkan bahwa bumi yang menjadi pusat tata surya, bulan dan planet-planet lainnya termasuk matahari berputar mengelilingi bumi, sehingga bumi diam dan tidak bergerak sama sekali, teori ini diperkuat oleh beberapa ilmuwan pada abad sebelum dicetuskannya teori heliosentris. Berikut ini akan penulis paparkan beberapa landasan yang menjadi dasar pada pembuatan kalender masehi yaitu paparan yang mendukung teori heliosentris.

Sejarah mencatat bahwa awal mulanya gagasan teori heliosentris adalah sejak pemuka Yahudi menyarankan kepada Rajanya untuk menghadiahkan paketan buku ilmu filsafat ke kerajaan Islam (<13 Masehi) sehingga diterjemahkan kedalam bahasa Arab dan ilmu filsafat mulai dipelajari dalam kalangan pelajar Arab, sehingga pada abad ke-13 seorang syi'ah Nashruddin al Thusi membuat sebuah model planet al Thusi yang kemudian disebarkan pengetahuan tersebut di Maragha, kemudian pada abad ke-16 pengetahuan ini mendapat penyempurnaan dari ahli Matematika Polandia yaitu Copernicus yang kemudian didukung oleh seorang filsuf ugustine de Hippo yang naskahnya dipelajari oleh Galileo (Wikipedia).

Sedangkan penanggalan tahun bulan/qomariyah belum pernah mengalami kesalahan jumlah hari dari semenjak kemunculannya kemudian didukung dengan fakta-fakta yang telah ada seputar bumi ini diam dalam kasus ini Flat Earth sehingga yang paling tepat untuk dijadikan sumber algoritma dalam ilmu hisab modern adalah kalender bulan/qomariyah bukan kalender masehi sehingga penulis beranggapan kuat bahwa dengan hal ini dapat menyatukan persepsi ilmu hisab.



PROSPEK 

Selain dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam penyatuan persepsi ilmu hisab dalam bentuk aplikasi computer layaknya aplikasi jean meeus, juga dapat dijadikan suatu master plan proyek komunikasi tanpa satelit sehingga lebih menghemat budget Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar