Selasa, 19 Desember 2017

MEMBUMIKAN PENDIDIKAN LANGIT

Diceritakan oleh : Ust Budi Ashari Lc


Modal Utama Manusia untuk Menjadi Khalifah Di Muka Bumi

Dalam Al-Quran, kata langit dan bumi seringkali disebutkan beriringan :

“..Aku mengetahui rahasia langit dan bumi..” (TQS 2:33)

“..Allah memiliki kerajaan langit dan bumi..“ (TQS 2:107)

“..milik-Nya lah apa yang di langit dan di bumi..“ (TQS 2:116)

“(Allah) pencipta langit dan bumi..“ (TQS 2:117)

dll..

Dari triliunan planet -mungkin lebih- yang ada di semesta ini, Allah mengarahkan pandangan-Nya ke bumi. Padahal dengan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang kita tahu dan sadar, bumi ini sangat kecil, hanyalah setitik debu di alam semesta. Kenapa bumi yg dipilih Allah untuk disebutkan beriringan dengan langit?

Karena di sanalah.. ada manusia.

Mari kita lihat seperti apa kehebatan manusia, sehingga bumi yang menjadi tempat tinggalnya ini disandingkan dengan langit dalam Al-Quran, dan bukan planet-planet yang lain.

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (TQS Al-Ahzab : 72)

Dalam surat tersebut, disebutkanlah makhluk yang lebih besar dari manusia yaitu langit, bumi, dan gunung-gunung. Mereka semua dibandingkan dengan manusia. Manusia sungguh sangat kecil sekali, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan makhluk besar itu.

Namun dengan kejahilannya justru manusia mau memikul amanah itu. Padahal malaikat sudah mengkhawatirkan sejak awal ketika Allah berfirman bahwa akan menjadikan manusia di bumi sebagai khalifah.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (TQS Al-Baqoroh : 30)

Sesungguhnya kekhawatiran malaikat ini sejalan dengan karakter manusia yang disifati dalam Al-Quran yaitu sangat zalim dan sangat bodoh. Bukan sekedar zalim dan bodoh, tetapisangat zalim dan sangat bodoh.

Dan memang terbukti dengan kezaliman dan kebodohannya itu manusia memimpin bumi ini, yang terjadi adalah dua hal yang dikhawatirkan malaikat tersebut, kerusakan dan pertumpahan darah. Seperti yang kita rasakan saat ini, telah banyak terjadi kerusakan dan pertumpahan darah di atas bumi yang kita tinggali ini. Persis seperti kekhawatiran malaikat.

Dari sinilah Allah sebenarnya memberi isyarat bahwa amanah yang dipikul manusia tidak akan berjalan dengan baik kalau sifat ini tidak diubah. Manusia yang awalnya zalim, harus merubah sifatnya menjadi adil. Yang awalnya bodoh, harus merubah sifat agar menjadi berilmu. Untuk kepentingan inilah Al-Quran diturunkan, agar manusia menjadi adil dan berilmu sehingga bisa menjalankan tugas kekhalifahan dengan baik. Karena itu,selama yang menjadi panduan untuk memimpin bumi ini bukanlah Al-Quran, kerusakan dan pertumpahan darah akan terus terjadi.

Allah tahu kalau manusia bisa mengemban amanah yang berat ini. Kalimat “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” adalah sebagai jaminan Allah bahwa manusia bisa mengemban amanah ini kalau menggunakan solusi dari langit (wahyu). Dan di surat Al-Baqoroh ayat selanjutnya membuktikan bahwa manusia memang layak memimpin bumi.

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana” (TQS Al-Baqoroh : 31-32)

Allah Sang Pengajar Ilmu, telah mengajarkan nama-nama benda kepada Adam ‘alaihissalam yang dengan pengetahuan itulah dapat menjadi modal untuk memimpin bumi. Ibnu Katsirmenyebutkan bahwa asmaa (nama) yang dimaksud melingkupibenda (zatnya) dan af’al (keilmuan seperti kedokteran, psikologi, sosiologi, dll)

Peradaban Jahiliyah

Jahiliyah dalam Al-Quran dibagi menjadi empat jenis, yaitujahiliyah dalam hal keyakinan (QS Ali-Imron : 154), jahiliyah dalam hal hukum (QS Al-Maidah : 50), jahiliyah dalam hal penampilan (QS Al-Ahzab : 33), dan jahiliyah dalam hal fanatisme (QS Al-Fath : 26).

Al-Quran menyebutkan bahwa peradaban sebelum datangnya Islam adalah peradaban jahiliyah, yaitu pada masa kekuasaanPersia dan Romawi. Dua peradaban tersebut sama-saama jahiliyah walaupun Romawi mempunyai kitab sebagai panduan sedangkan Persia tidak. Penduduk Romawi beragama Nasrani, namun merupakan ahlul kitab yang sesat. Sedangkan Persia lebih parah lagi, penduduk Persia adalah orang-orang majusi yang tidak mempunyai kitab.

Surat Ar-Rum ayat 7 menggambarkan kehidupan peradaban Romawi saat itu.

Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.” (TQS Ar-Rum : 7)

Sehebat apapun ilmuwan-ilmuwan dan teknologi canggih yang ada, tanpa petunjuk dari Al-Quran sebenarnya pengetahuan itu terbatas dan kecil. Hatinya tak bersambung dengan benda-benda itu, perasaannya tidak bersambung dengan hukum-hukum yang terdapat di dalamnya. Maka ia akan terus melihat tapi seakan-akan tak melihat. Mereka hanya mengetahui wujud yang lahir saja dan gerakan yang terus berputar, tanpa mengetahui hikmahnya, serta tak hidup dengannya dan bersamanya.

Peradaban Islam

Dunia yang saat itu gelap tanpa cahaya, diamanahkan kepadaRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk diberikan petunjuk. Bukan hanya satu kota, atau satu negara, tapi seluruh dunia ini. Bayangkan betapa hebatnya kekuatan beliau.

Dr. Abdul Majid M. Ali Al Ghiliy bukunya Bagaimana Al-Quran Memprogram Kehidupan mengungkapkan tentang cara baru membaca Al-Quran berdasarkan urutan turun.

Jilid pertamanya berisi 38 surat Al-Quran yang pertama kali turun bersama tafsirnya. Beliau menyebutkan bahwa angka 38 adalah suatu ketidaksengajaan. Ia berhenti di surat ke 38 karena saat masuk ke surat 39, tema pembicaraannya sudah berbeda. 38 surat yang pertama turun tersebut berbicara tentang perbaikan individu. Saat masuk ke surat 39, temanya berganti pada perbaikan masyarakat. Maka beliau memutuskan jilid pertama berisi 38 surat, yang ternyata 38 surat tersebut adalah isi dari 1/3 Al-Quran. Dugaan beliau, 1/3 kedua dimulai dari surat ke-39 bertemakan tentang perbaikan masyarakat dan 1/3 terakhir akan berisi surat-surat madaniyah yang bertemakan tentang konsep perbaikan negara.

Dari sini dapat terbayang bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bisa sukses memperbaiki dunia dan menyebarkan Islam, bahkan menutup peradaban-peradaban besar (Romawi dan Persia) yang sudah berjalan beratus-ratus abad hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad saja, hanya 23 tahun.

Umat Islam saat ini terpuruk bukan karena musuh yang dihadapi lebih kuat dibandingkan pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi karena sedang jauh dari Al-Quran.

Kamis, 30 November 2017

3 Putera Nabi Nuh 'Alahissalam Dan Sejarah Ras Dan Bangsa Di Dunia

Oleh : Zulfan Afdhillah


Sudah menjadi kenicayaan bahwa kita hidup di dunia ini dihadapkan dengan berbagai ragam dan corak dinamikanya, termasuk dalam hal urusan dan ras dan bangsa. Hal ini juga sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (ras-etnis) supaya kamu saling kenal-mengenal (agar bisa hidup rukun). Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Paling Maha Mengetahui lagi Paling Maha Mengenali. (Al Hujurat ayat 13)

Menurut A.L. Krober, ras manusia dibagi menjadi 4 golongan:

Ras Mongoloid (berkulit kuning) Adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar di lepas pantai timur Afrika, Beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Oseania.

Ras Negroid (berkulit hitam) Adalah ras manusia yang terutama mendiami benua Afrika di wilayah selatan gurun sahara. Keturunan mereka banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan dan juga Eropa serta Timur Tengah.

Ras Kaukasoid (berkulit putih) Adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara. Keturunan mereka juga menetap di Australia, Amerika Utara, sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru. 

Ras-ras khusus yaitu ras manusia yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara lain; Bushman  (Penduduk di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan), Veddoid (Penduduk di daerah pedalaman Sri Lanka ), Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia), serta Ainu (Penduduk di daerah Pulau Karafuto dan Hokkaido, Jepang)

Ras adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Namun dari manakah berasalnya ras tersebut?

Jika kita merunut kembali kepada sejarah asal-muasal manusia. Adam sendiri adalah manusia pertama dibumi sebagai orang yang pertama kali membangun peradaban di dunia bersama istrinya Hawa. Dari merekalah kemudian lahir Habil, Qabil, Syits dan seterusnya hingga Nabi Nuh. Jarak Nabi Nuh dengan Nabi adam berkisar sepuluh generasi.

Pada masa Nuh kemudian populasi manusia mengalami "perampingan" pada peristiwa air bah besar. Sehingga diyakini bahwa ummat manusia sekarang merupakan keturunan dari Nabi Nuh alaihissalam. Beliau memiliki empat orang anak laki-laki. Satunya tenggelam dalam banjir yang dan ketiga lainnya selamat. Nah, dari ketiga anak lelaki inilah kemudian lahir ras-ras yang ada didunia. 

Al-Qalqasyandi di dalam Nihayat al-Arab fi Ma′rifat Ansab al-Arabmenyebutkan telah ada kesepakatan di kalangan para ahli nasab (genealogis) dan para sejarawan bahwa seluruh ras manusia yang ada setelah Nuh adalah selain orang yang bersamanya di kapal. Atas makna ini ditafsirkan firman Allah; ″(yaitu) putra cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.″ (QS. Al-Isra′ (17) : 3)

Dan bahwa mereka semua punah dan tidak menurunkan keturunan. Kemudian, mereka sepakat bahwa seluruh keturunan manusia sekarang adalah dari tiga putra Nuh. Allah berfirman: ″Dan Kami jadikan putra cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.″ (QS. Al-Shaffat(37) : 77)

Ahli tafsir di kalangan tabi’in, Imam Qatadah, menafsirkan, “Manusia semuanya adalah keturunan Nuh ‘alaihssalam”

Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab sejarah Al-Bidayah wan Nihayah (1/115),

فإن الله لم يجعل لأحد ممن كان معه من المؤمنين نسلا ولا عقبا سوى نوح عليه السلام …فكل من على وجه الأرض اليوم من سائر أجناس بني آدم ينسبون إلى أولاد نوح الثلاثة وهم سام وحام ويافث

“Allah tidak menjadikan seorangpun yang bersama Nabi Nuh dari orang-orang yang beriman anak dan keturunan kecuali Nuh ‘alaihis salam saja… Semua yang ada di muka bumi sekarang dinisbatkan kepada ketiga anak Nabi Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafidz”

Al-Hamawi dalam Mu’jam al-Buldan, 2/84 menjelaskan,

كان أول من نزله نوح عليه السلام لما خرج من السفينة ومعه ثمانون إنسانا فبنوا لهم مساكن بهذا الموضع وأقاموا به فسمي الموضع بهم ثم أصابهم وباء فمات الثمانون غير نوح عليه السلام وولده فهو أبو البشر كلهم

“Orang pertama yang turun kapal adalah Nuh ‘alaihis salam, ketika beliau keluar dari kapal, beliau bersama 80 manusia. Mereka membangun tempat tinggal di tempat itu dan menetap di sana. Kemudian mereka tertimpa wabah penyakit, sehingga 80 orang  tersebut meninggal kecuali Nuh ‘alaihis salam dan anaknya. Maka beliau adalah Abul Basyar (bapak seluruh manusia)”.

Keempat keturunan Nuh adalah Kan'an, Yafet, Sam, dan Ham. Kan'an tewas saat terjadi banjir bah besar maka tersisalah 3 putra Nuh dan setiap umat dari seluruh umat yang ada di bumi saat ini kembali nasab salah satu dari tiga putra Nuh, tentu saja bersama dengan beragam pendapat mengenai hal itu.

Dalam Atlas Sejarah Nabi dan Rasul karya Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, dijelaskan tentang kehidupan setelah bencana dahsyat tersebut terjadi. “Rombongan pun mulai keluar dan kemudian menetap di daerah tersebut,” tulisnya. Ini menjadi babak baru dalam peradaban manusia karena merekalah yang menjadi manusia pertama yang masih tersisa, yang masih hidup karena selamat dari bencana air bah tersebut.

Tak memutuskan untuk menetap dalam satu wilayah selamanya, rombongan ini kemudian menyebar dan mulai bermigrasi. Mereka menuju ke arah barat daya, yang kini menjadi Jazirah Arab, kemudian menyebar lagi.

Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga putranya. Nuh mendoakan keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh mendoakan keturunan Yafith untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan Ham dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan Yafith dan Sam.

Putra tertua Nabi Nuh, yaitu Yafet, memutuskan untuk bermigrasi ke arah timur. Kelompok putra Nuh yang lainnya sebagian bergerak ke arah tenggara menuju kawasan India. Kelompok lainnya bergerak menuju ke arah barat daya menuju ke Afrika. Dari sana mereka terus ke arah utara dan membangun peradaban.

Putra Nabi Nuh yang termuda yang selamat, yaitu Ham beserta istri dan keluarganya, bergerak menuju ke arah selatan, lalu memutuskan menetap di selatan Irak setelah permukaan bumi sudah mengering dan terlihat hamparan tanah subur yang sangat luas di sana.

Yafet adalah nenek moyang ras Yafetik, Ham menjadi nenek moyang ras Hamitik dan Sem adalah nenek moyang ras Semit. Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan:

Sam menurunkan bangsa kulit putih,Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, SedangkanHam menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.

1. Yafeth bin Nuh

Ibnu Thabari menyebutkan istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafith menurunkan 7 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Yawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras sedangkan versi lain meyebutkan Gomer, Magog, Tiras, Javan (Yawan), Meshech, Tubal, and Madai. Anak perempuan dari Yafith adalah Shabokah.

Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar keturunan Gomer menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini melayani kakeknya disaat usianya lanjut.

Gomer (kummer) bin Yafet memiliki anak Turk dari sinilah muncul bangsa Turki. Termasuk di dalam ras mereka adalah Qabjaq, Tatar, dan Khazlajiah yang merupakan bangsa Ghuz (Kushan). Negeri-negeri Al-Shafd yaitu Ghor, Elan, Syarkes, Azkesy, dan Rusia, seluruhnya dari ras Turki. Dari sinilah lahir orang Skitia, Turkik, Armenia, Welsh, Pikt, Irlandia, Jerman. Shaqalibah (orang-orang Slaves/Slavia) dari keturunan Esykanar bin Togarma bin Gomer bin Yafet.

Dari Magog bin Yafet kemudian lahir sebuah bangsa yang kita kenal sebagai Yakjut Makjut (Gog Magog) yang masih rahasia hingga sekarang. Ras Cina, termasuk bangsa Cina, Jepang, Korea, Indo- china, Melayu, dan Indonesia (pen) dari keturunan Shin bin Magog bin Yafet.

Titas (Tyras) bin Yafet, Thirasians; tetapi orang Yunani mengubah nama mereka menjadi orang Trache. Keturunan Tiras adalah orang-rang  Traisa, Goth, Jute, Teuton. Muhammad ibn Jarir al-Tabari menceritakan bahwa Tiras memiliki seorang putra bernama Batawil, yang memiliki putri bernama Qarnabil, Bakht, dan Arsal menjadi istri Kush, Put, dan Kanaan (ketiga orang ini adalah putranya Ham bin Nuh).

Dari Yunan (Yawan) bin Yafet melahirkan bangsa Yunan dan mereka terpecah menjadi tiga kelompok. Yunan memiliki tiga anak yaitu Lathen, Greeks, dan Kuteim. Orang-orang Lithan adalah keturunan Lathen bin Yunan. Bangsa Greek, keturunan Greeks bin Yunan. Orang-orang Keitim berasal dari keturunan Kuteim bin Yunan dan kepada kelompok inilah kembali hierarki nasab bangsa Romawi.

Dari Meshech bin Yafet menurunkan Ashban. Suatu koloni dari Ishafan yang menetap di Syria, Mesir, beberapa daerah Afrika Utara yang lain dan Spanyol

Dari putra Tubal (Khatubal) bin Yafet turut serta bersama rombongan Meshech yang menghuni dataran Afrika Utara sampai ke semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) dan kediaman mereka di sebelah Barat ke arah Utara di bagian Utara Laut Rum (Laut Tengah) melahirkan bangsa Leman. Yaitu orang Tabal, Georgia, Italia, Iliria, Liberia dan bangsa Sasque. Bangsa Francs (Perancis) dari putra Tubal bin Yafet.

Dari keturunan Madai bin Yafet melahirkan bangsa Daylam, yaitu orang Madea, yang oleh orang Yunani disebut Medes. Dari sini muncul orang-orang Mitani, Manai, Media, Parsi (Persia-Iran), Indo-Arya, Kurdi.

2. Sam bin Nuh

Ibnu Thabari menyebutkan istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad (Arpakhaxad), Asshur (Asyur), Lud, Elam, dan Aram. Melahirkan keturunan yang menjadi nenek moyang bangsa-bangsa besar di dunia.

Sejarawan Islam seperti Ibn Ishaq dan Ibn Hisham selalu memasukkan nama Shem dalam silsilah Nabi Muhammad.

Dari Arpakhsad/Arfaqsyad (Arpakhaxad) bin Sam melahirkan bangsa Ibrani dan Arab, dari jalur Amir bin Syalekh bin Arpakhsad bin Sam. Dari sini juga melahirkan bangsa Hind dan Sind melalui jalur Yoktan bin Eber bin Shaleh bin Arfaqsyad. Dari jalur Yoktan juga melahirkan bangsa Saba'. Melalui jalur Arfaqsyad ini banyak melahirkan Nabi seperti, Nabi Ibrahim, Daud, Isa hingga Nabi Muhammad.

Arfakhsyad inilah yang kemudian garis keturunannya menjadi cikal bakal lahirnya dua suku bangsa Arab yaitu suku Qahthan dan suku Adnan, yang mana keduanya akan bertemu pada silsilah dari ‘Abir (Eber). Suku Qahthan (Qahthaniyyun) adalah berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin Qahthan bin  ‘Abir bin Syalekh bin Arfakhsyad. Suku ini disebut juga suku Arab Pribumi (Al-‘Arab Al-‘Aribah). Sedangkan suku Adnan (Adnaniyyun) adalah berasal dari silsilah Ismail (bani Ismail) melalui garis keturunannya yaitu Adnan, suku ini disebut dengan suku Arab pendatang (Al-‘Arab Al-Musta’ribah).

Dari Lud bin Sam oleh Ibnu Ishaq menyebutkan Lud kawin dengan anak perempuan Yafith yaitu Shakbah dan melahirkan baginya Faris, Jurjan, dan ras yang mendiami wilayah Persia. Kemudian dari Lud lahir pula Tasm dan Imliq (kaum ‘Amaliqah).

Imliq kemudian menurunkan bangsa Amalek yang kemudian menyebar di wilayah Uman, Hijaz, Syria dan Mesir. Dari keturunan Lud ini melahirkan bangsa bangsa perkasa di Syria yang disebut dengan bangsa Kanaanit. Dari Lud juga menurunkan Firaun Mesir, penduduk Bahrayn dan ‘Uman yang kemudian dikenal dengan bangs Jasim. Penghuni Madinah seperti Bani Huff, Sa’d bin Hizzan, Banu Matar dan Banu Al-Azraq, Penduduk Najd yaitu Badil dan Rahil, Penduduk Tayma adalah keturunan dari Lud bin Sham.

Tasm bin Lud berdiam di Yamamah (kota kuno Bahrayn). Dari keturunan Lud seperti Tasm, Amalek, Umaym dan Jasim menggunakan dialek arab, sedangkan dari keturunan Lud yang lain seperti Faris menggunakan dialek Farsi. Artinya dari jalur Faris bin Lud bin Sam bin Nuh ini kemudian juga melahirkan bahasa Persia.

Bangsa yang pertama kali berbicara dengan bahasa Arab adalah Imliq bin Lud setelah kepindahannya dari Babylonia.

Dari Aram bin Sam menurunkan Uz, Mash, Gether dan Hul. Kemudian Uz menurunkan Gether, ʿĀd dan Ubayl. Gether bin Aram menurunkan Tsamud dan Judays. Mereka ini berbicara dengan bahasa Arab Mudari.

Di Era kaum ʿĀd, mereka dikenal dengan ʿĀd dari Iram, ketika kaum’Ad dihancurkan maka kaum Tsamud disebut Iram. Setelah Tsamud dihancurkan keturunan Iram yang tersisa disebut dengan Arman atau Aramean.

Menurut Ibnu Hisyam, semua orang Arab adalah keturunan Isma’il bin Ibrahim dan Qahthan (yaitu Arfaqshad bin Sam). Jauh sebelum itu di kawasan Arabia pernah hidup orang-orang Arab yang lebih tua lagi, namun semuanya sudah punah. Mereka itu ialah kaum ‘Aad, kaum Tsamud (kedua-duanya disebut di dalam Al-Qur’anul-Karim), kaum Jadis, kaum kaldan dan kaum ‘Imlaq (kaum ‘Amaliqah), mereka inilah yang disebut dengan suku Arab yang punah (Al-‘Arab Al-Baidah).

Kaum Arab Ba’idah, yaitu kaum Arab terdahulu yang rincian sejarah mereka tidak dapat diketahui secara sempurna, seperti kaum ’Aad, Tsamud, kaldan dan Amaliqah (Amalek). Kaum ‘Aad atau ‘Ad merupakan suku Arab kuno yang dipimpin oleh ‘Ad ibn Kin’ad, hidup pada masa Nabi Hud As. Kaum Tsamud merupakan suku Arab kuno juga yang hidup dari 2300 SM sampai 200 SM di Gunung Athlab dan di seluruh Arab Tengah. Kaum Tsamud hidup pada masa Nabi Shaleh As. Kuam Kaldan hidup di masa Nabi Ibrahim As. Sedangkan kaum Amaliqah hidup bersama Nabi Ismail As.

Selain bangsa Arab, dari Aram ini juga melahirkan bangsa Suryani atau Aram (Syria). Nasabnya adalah Suriyan bin Nobet bin Mesh bin Adam bin Yafet.

Dari Ashur (Asyur) bin Sam melahirkan bangsa Asyur (Asiria), Kurdi dan bangsa Nabatea (penduduk babel/Babylonia).  

Dari Elam bin Sam ini kemudian lahirkan bangsa Iran-Kuno. Dan menjadi Persia saat berasimilasi dengan keturunan Madai bin Yafet bin Nuh.

3. Ham bin Nuh

Ibnu Thabari menyebutkan istri Ham bernama Nahlab binti Marib bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham menurunkan 4 orang anak laki-laki, yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau Misraim.

Dari Kush bin Nuh, Ibnu Thabari menyebutkan istri Kush bernama Qarnabil binti Batawil bin Tiras dan darinya menurunkan Habsyah, Hind dan Sind. Pada akhirnya menetap di India. Di India mereka membentuk kerajaan-kerajaan Kuno di India, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Hind bin Kush bin Ham bin Nuh. 

Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar keturunan Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini melayani kakeknya disaat usianya lanjut.

Penduduk Barqah pada masa lalu, atau yang dikenal sebagai bangsa Zawilah merupakan keturunan dari Hawilah bin Kush bin Ham.

Dari Put bin Nuh, Ibnu Thabari menyebutkan istri Phut bernama Bakht binti Batawil. Put kemudian berdiam bersama keturunan Kush yaitu Hind dan Sind di wilayah India.

Dari Kan'an bin Nuh, Ibnu Thabari menyebutkan istri Kan'an bernama Arsal binti Batawil bin Tiras dan darinya menurunkan bangsa berkulit hitam atau negro, Nubia, Fezzan, Zanj dan Zaghawah.

Dari Qibthiy (Mishraim) bin Nuh, Ibnu Thabari menyebutkan keturunan Mizraim adalah bangsa Koptik dan Barbar. Termasuk bangsa Qibty Mesir.

Abu Hanifa al Dainuri menyebutkan bahwa pada suatu masa (Raja Jamm), terjadi kekacauan bahasa (language isolates). Saat itu, putra-putra Nuh di wilayah Babel atau Babylonia atau Mosul atau Kurdi (sekarang Irak) makin memadati wilayah itu. Mereka menggunakan bahasa Suryani, bahasa yang digunakan oleh Nuh.

Namun pada beberapa masa berikutnya seiring dengan berpencarnya mereka, terjadilah kekacauan bahasa. Mereka berbicara dengan kelompoknya (keluarga, suku) memakai bahasa dan ungkapannya masing-masing, yang selanjutnya diwarisi oleh keturunannya.

Kelompok pertama yang keluar dari Babel berpencar ke Utara dan ke Timur adalah keturunan Yafet bin Nuh, mereka tujuh bersaudara yaitu; Al Turk, Al Khazar, Shaqlab (Slavia), Taris, Menesk, Kumari (Ghomari), dan Shin.

Kelompok kedua adalah keturunan Ham bin Nuh, berpencar ke arah Selatan (tenggara) dan Barat, mereka juga tujuh bersaudara yaitu; Al Sind, Al-Hind (India), Zandj, Habsy (Ethiopia), Nubah dan Kan′an (bukan Kan′an yang tenggelam saat banjir).

Kelompok ketiga adalah Sam bin Nuh, mereka tetap tinggal bersama Jamm (Raja Babel), dengan bahasanya sendiri antara lain bahasa Ibrani (Hebrew-bahasa Taurat), Suriyani (bahasa Injil) dan Arab (bahasa Al Qur′an).

Mengenai bangsa Indonesia sendiri telah mengalami pecampur bauran ras. Tidak diketahui pasti apakah keturunan yang pasti dari orang-orang melayu. Ada yang mengatakan keturunan Yafets ada yang mengatakan Ham. Namun dari website islamindonesia.idmenyebutkan.

Bangsa-bangsa di Nusantara, sebagian besar merupakan hasil pembauran dari 2 komunitas ini, yaitu Proto Melayu dan Deutero Melayu. Mereka merupakan zuriat (keturunan) dari Yafet bin Nuh (Haplogroup IJK), yang berkembang menjadi Haplogroup K, kemudian memunculkan ras baru Haplogroup NO. Dari Haplogroup NO inilah, kemudian muncul bangsa Nusantara (bangsa Austronesia), yang di dalam Human Y-chromosome DNA (Y-DNA) haplogroups, dikenali sebagai Haplogroup O1a-M119. Wallahualam.

Kesimpulannya adalah berbagai suku bangsa dan ras yang ada di seluruh dunia ini berasal dari satu kelompok manusia, yaitu keturunan Nabi Nuh. Ini yang menyebabkan dunia mengenal bahwa wilayah Timur Tengah merupakan ibu dan pusat dari seluruh dunia.


Nabi Nuh memiliki 4 anak yaitu Kan'an, Yafet, Sam, dan Ham. Kan'an tewas saat terjadi banjir bah besar maka tersisalah 3 putra Nuh. Nuh mendoakan keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh mendoakan keturunan Yafith untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan Ham dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan Yafith dan Sam.

Yafet adalah nenek moyang ras Yafetik, Ham menjadi nenek moyang ras Hamitik dan Sem adalah nenek moyang ras Semit. Keturunan Sam menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, Sedangkan Ham menurunkan bangsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih

Dari Yafet muncul bangsa Turki  Yunani, jerman, Rusia, Cina, Jepang. Dari Sam melahirkan bangsa Suryani, Aramaic, Ibrani, Arab, Persia dan dari Ham melahirkan bangsa India, Afrika, Negro, Koptik (Mesir).

Abu Hanifah ad-Dainuri menganalisis mengapa seluruh penduduk dunia yang berasal dari satu keturunan ini bisa mengalami perbedaan bahasa. “Awalnya mereka menggunakan bahasa Suriyani, tetapi ungkapan yang ada pada setiap kelompok mengalami perubahan dan akhirnya diteruskan pada generasi berikutnya,” ujarnya.

Dari tulisan ini, kita bisa memahami bahwa miliaran penduduk dunia ini berasal dari satu rahim. Maka, ironis sekali jika kita mengedepankan perbedaan yang ada karena pada hakikatnya kita semua berasal dari darah yang sama, darah nabi yang mulia.

Senin, 28 Agustus 2017

Negri Tanpa Pajak Dalam Sejarah Islam




Oleh: Ust Budi Ashari Lc

Ribut-ribut soal pajak. Pajak merupakan penopang terbesar APBN Indonesia. Pembiayaan terbesar negara ini berasal dari pajak. Sehingga negara ini sangat bergantung pada pajak untuk pembangunan dan penggajian pegawainya.

Tapi seiring dengan itu bermunculan para pegawai pajak yang kaya raya, walau hanya bergaji kecil. Lembaga pajak pun dinobatkan sebagai salah satu lembaga paling korup di negara muslim ini. Padahal disinyalir yang ditangkap baru tikus kecil. Para pemimpinnya berlaku bak pahlawan yang sedang mengusir dan membantai tikus.

Para ahli bicara. Semua memberi komentar. Kalimat paling standar pun muncul; kalau di rumah ada tikus, bunuh tikusnya jangan bakar rumahnya. Belum pernah ada yang berani sekadar berwacana: Negeri Tanpa Pajak. Walau sekadar berwacana. Tidak para ahli itu. Tidak para pengamat. Tidak para motivator yang biasa mengajak orang keluar dari kebiasaan. Tidak pemimpin agama.

Yang ada justru berbagai macam jenis pajak terus bermunculan. Pemerintah yang berhasil mengumpulkan pajak paling banyak sebagai income negara dianggap yang paling sukses. Saking liarnya wacana pajak, rakyat kecil yang hanya berjualan di sepanjang trotoar pun diwacanakan harus dipajaki. Nah, di sinilah dahsyatnya iman dan ilmu. Kalau sulit dijumpai orang yang sekadar berwacana tentang negeri tanpa pajak. Pembahasan kita ini bukan saja wacana. Bahkan merupakan iman! Dan telah teruji secara empiris!!!

Pajak, Warisan Romawi dan Persia

Dua negara adidaya itu yang mengajari tentang pajak. Berbagai macam pajak diwajibkan kepada rakyat. Tidak peduli apakah mereka tersiksa atau sekarat. Hidup semakin sulit. Sementara harta terkumpul di istana. Pantas saja, dua imperium besar itu layak dan harus ditutup. Karena kekuasaan yang dibangun di atas kedzaliman. Dan hanya Islam yang mampu menutupnya. Di zaman Khalifah adil Umar bin Khattab, keduanya berhasil tutup buku!

Berikut ini penjelasan Prof. Dr. Akram Dhiya’ dalam ‘Ashr al Khilafah Ar Rasyidah tentang Romawi,

“Adapun keadaan ekonominya, riba dan penimbunan adalah merupakan asas aturannya.Kaisar Heraklius mewajibkan pajak-pajak baru terhadap penduduk wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Romawi, untuk menutup hutang besar pembiayaan perang dengan Persia.”

Selanjutnya, Akram menjelaskan dampak pajak-pajak yang semakin membuat income negara semakin besar tetapi membuat rakyat semakin sengsara,

“Emperium Bizantium mengalami penurunan drastis disebabkan oleh semakin besarnya berbagai pungutan dan pajak. Penurunan pada aktifitas bisnis, diabaikannya sektor pertanian dan semakin berkurangnya bangunan-bangunan.”

Akram menukil tulisan Alfred J. Butler dari bukunya Arab Conquest of Egypt sebagai penguat hal tersebut,

“Cukuplah untuk menjelaskan bagaimana Emperium Romawi mengatur wilayah-wilayahnya dengan melihat tulisan Butler tentang pengaturan Mesir:

(Romawi di Mesir menetapkan pajak jiwa juga pajak-pajak yang jenisnya banyak sekali.)

Dia juga menjelaskan:

(Tidak diragukan lagi, pajak-pajak Romawi di luar kemampuan masyarakatnya. Dijalankan tanpa mempedulikan asas keadilan.)

Dia kembali menjelaskan:

(Pemerintahan Romawi di Mesir hanya memiliki satu tujuan yaitu mengumpulkan harta sebanyak-sebanyaknya dari rakyat untuk pundi-pundi bagi para penguasa.)

Akram juga menukil literatur lain tulisan William J. Durant sebagai penguat:

(Bahkan masyarakat asli Romawi sendiri merasa keberatan terhadap pajak-pajak tersebut, khususnya para petani yang terpaksa menjual tanah-tanah mereka untuk membayar pajak dan kemudian pergi meninggalkan kotanya.)

Keadaan ketika masyarakat tercekik oleh pajak yang digunakan untuk pesta para penguasa, membuat mereka berlari ketika ada alternatif lain. Apalagi yang datang bukan buaya sebagai pengganti singa. Benar-benar generasi cahaya.

Saat Amr bin Ash memimpin penaklukan Mesir, dia menjumpai masyarakat Mesir justru menyambut dengan baik kehadiran muslimin. Apalagi mereka telah mendengar keadilan muslimin begitu terkenal di seluruh dunia.

Amr bin Ash berangkat dari Paletina, masuk ke Mesir melalui Rafah, menuju Arisy terus ke Farma berikutnya Kairo dan Iskandariyah.

DR. Ali Ash Shalaby berkata,

“Amr maju (masuk Mesir) ke arah barat, dia tidak menemui pasukan Romawi kecuali setelah sampai di wilayah Farma. Adapun sebelum wilayah itu, masyarakat Mesir menyambutnya ucapan selamat datang dan kegembiraan.”

Sebenarnya ini ancaman bagi negeri manapun. Masyarakat yang sudah muak dengan pajak yang semakin menyulitkan dan para penguasa yang berpesta, mereka akan segera menumpahkan kesetiaannya bagi kekuatan yang membebaskan mereka dari perpajakan. Untuk itulah setelah Amr bin Ash berhasil membuka Mesir, dia resmi mengumumkan ditutupnya pajak. Dan begitulah diberlakukan di seluruh dunia kekhilafahan saat itu.

Penghapusan Pajak di Pemerintahan Nuruddin Az Zenky

Nuruddin Az Zenky adalah seorang penguasa muslim yang hebat. Menegakkan aturan Islam di masyarakat. Menjaga keutuhan negara dari berbagai serangan; baik dari sekte-sekte sesat dan pasukan salib. Dialah yang berhasil menyatukan kembali Syam yang terkoyak karena perpecahan dan akhirnya lemah di hadapan musuh Islam. Negara menjadi tempat yang nyaman untuk beraktifitas ekonomi. Keamanan, kemakmuran, berawal dari keadilan dan jihad Nuruddin Mahmud Az Zenky. DR. Ali Ash Shalaby menulis buku:

عصر الدولة الزنكية

ونجاح المشروع الإسلامي بقيادة نور الدين محمود

الشهيد في مقاومة التغلغل الباطني والغزو الصليبي

(Pemerintahan Zenky Keberhasilan Gerakan Islam dipimpin Nuruddin Mahmud Asy Syahid menghadapi Kebatinan dan Perang Salib)



Salah satu konsep Nuruddin Az Zenky membangun keadilan, kebesaran dan kemakmuran negara adalah dengan dihilangkan semua bentuk pajak dan pungutan. Seluruh wilayahnya; Syam, Jazirah Arab, Mesir dan lainnya tadinya harus mengeluarkan pajak dengan besaran hingga mencapai 45%. Pengumuman resmi kenegaraan disampaikannya di seluruh wilayah, di masjid-masjid. Inilah yang dibacakan oleh Nuruddin di Mosul tahun 566 H di hadapan masyarakat:

وقد قنعنا من الأموال باليسير من الحلال، فسحقا للسحت، ومحقاً للحرام الحقيق بالمقت، وبعداً لما يبعد من رضا الرب، وقد استخرنا الله وتقربنا إليه بإسقاط كل مكس وضريبة في كل ولاية لنا بعيدة أو قريبة ومحو كل سنة سيئة شنيعة، ونفي كل مظلمة فظيعة وإحياء كل سنة حسنة .. إيثاراً للثواب الآجل على الحطام العاجل

“Kami rela dengan harta yang sedikit tapi halal, celakalah harta haram itu, sungguh celaka. Jauh dari ridho Robb. Kami telah istikhoroh kepada Alah dan mendekatkan diri kepada Nya dengan menghapus segala bentuk pungutan dan pajak di semua wilayah; yang dekat ataupun yang jauh. Menghilangkan semua jalan buruk, meniadakan setiap kedzaliman dan menghidupkan setiap sunnah (jalan) yang baik...lebih memilih balasan di kemudian hari di bandingkan kehancuran yang segera.”

Tak hanya membacakan resmi keputusan baru negara di setiap wilayahnya. Tetapi Nuruddin juga memohon kepada para khatib-khatib di masjid-masjid untuk menyampaikan permohonan maaf negara atas pungutan dan pajak yang selama ini diambil.

Pemerintahan Nuruddin Zenky selanjutnya memberikan ancaman hingga hukuman mati bagi siapapun pejabat yang masih melakukan pungutan atau pajak.

Pasti kemudian muncul pertanyaan: dari mana, negara membiayai semua kegiatannya.

Islam mempunyai jawaban yang sangat lengkap. Sumber pemasukan negara yang ditetapkan Islam halal dan berkah. Kehalalan dan keberkahan lah yang membuat negara justru menjadi lebih banyak pemasukannya.

Tulisan ini belum membahas detail masalah itu. Dan justru di sinilah pentingnya para ulama hari ini menyuguhkan konsep jelas dan detailnya.

Tetapi mari kita dengarkan hasil global yang diperoleh oleh pemerintahan Nuruddin.

DR. Ali Ash Shalaby menjelaskan,

“Hasil yang lazim setelah itu, masyarakat menjadi lebih giat untuk bekerja. Para pebisnis mau mengeluarkan harta-harta mereka untuk terus berbisnis. Pungutan yang sesuai dengan syariat justru berlipat-lipat lebih banyak dibandingkan pungutan haram.”

Kemudian dia menukil kalimat Ibnu Khaldun:

“Perlakuan tidak baik terhadap harta masyarakat, akan melenyapkan harapan mereka dalam mengembangkan harta mereka. Karena mereka sadar, ujungnya uang mereka akan hilang dari tangan. Jika ini terjadi, maka mereka akan cenderung menahan diri untuk berkarya. Tergantung seberapa besar kedzaliman terhadap mereka, sebesar itulah mereka menahan diri dari pengembangan harta. Maka rugilah pasar-pasar, gedung-gedung dan rusaklah keadaan.....kedzaliman terhadap harta masyarakat, kehormatan, darah dan rahasia mereka menyebabkan keguncangan dan kerusakan sekaligus. Negara pun runtuh dengan cepat."

Hasil baik dari penghapusan pajak yang sering tidak diduga di zaman egois seperti ini adalah peran orang-orang kaya terhadap masyarakat miskin. Terbentuklah masyarakat yang saling menanggung dan menjamin seperti yang terjadi di pemerintahan Nuruddin Zenky. Hal ini mereka lakukan karena meneladani pemimpin negara sekaligus mengharap balasan dari Allah. Sehingga bermunculanlah swadaya untuk membangun sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah-rumah yatim dan sebagainya.

So, solusi itu memang hanya ada di Islam.

Negeri tanpa pajak bukanlah wacana. Negeri tanpa pajak adalah solusi pembangunan yang benar-benar membangun.

Kamis, 11 Mei 2017

ILMU FALAQ BUMI DATAR


Repost
Oleh:Rizal Pahlevi


Ditinjau dari segi asronomi, sistem penanggalan masehi didasarkan pada perputaran bumi mengelilingi matahari (kalender Julian-Gregorian), sedangkan kalender hijriyyah dihitung beradasarkan perputaran bulan dalam mengelilingi bumi.Dalam sejarahnya kalender Julian-Gregorian ini memilki kelemahan untuk menentukan jumlah hari dalam satu tahun yang mengakibatkan terjadinya kesalahan penentuan jumlah hari.Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk menganjurkan pemakaian kalender qomariyyah yang dalam sejarahnya belum pernah terjadi kesalahan untuk menentukan jumlah hari dalam 1 tahun.
penulis mengangkat metode FE dikarenakan dengan konsep ini yang perhitungannya berdasarkan kala revolusi bulan selalu cocok dengan metode rukyah dan penanggalan tahun berdasarkan metode ini dalam sejarahnya tidak pernah melenceng satu hari pun.Lain halnya dengan konsep GE yang perhitungan kalender satu tahun berdasarkan kala revolusi bumi yang dalam sejarahnya sering melenceng dalam menentukan masa satu tahun.

Dengan konsep FE dan digabungkan dengan rumusan fisika absolutivitas yang merupakan karya penulis terdahulu yang disusun menjadi sebuah aplikasi computer yang dapat digunakan sebagai metode hisab baru yang lebih akurat, maka perlu diketahui parameter yang menjadi alasan mengapa aplikasi FE ini sangat diperlukan untuk membuat sebuah konsep untuk menambah akurasi dalam metode hisab yaitu sebagai berikut :

1. Percobaan jarak bumi-matahari saat siang bolong berdasarkan acuan FE.

Berdasarkan konsep trigonometri maka jarak bumi-matahari dapat ditentukan dengan eksperimen yang dilakukan penulis berikut :

Dengan jarak kasar Magelang-Pontianak = 946 km, maka jarak bumi-matahari secara kasar adalah : BM = MP x tan0 (baca: teta)
Ket :
BM : jarak bumi-matahari
MP : jarak Magelang-Pontianak
Diperoleh jarak BM adalah 4915 km.


2. Eksperimen Zetetic Astronomy


Jika bumi dengan jari-jari mendekati 6400 km maka berdasarkan eksperimen dengan teropong dan sinar laser akan didapatkan kelengkungan bumi sekitar 5 km dari pandangan, akan tetapi hasil eksperimen membuktikan tidak adanya kelengkungan bumi secara absolut.

3. Teori Absolutivitas (karya penulis)

Teori berasal dari modifikasi rumus kesetaraan massa dan energi yaitu ?=??2akan tetapi berbeda konsep dalam c nya dan juga teori ini lebih menitikberatkan pada geosentris yaitu bumi sebagai pusat dan diam (dipakai juga pada kaidah flat earth).Dengan demikian, yang menjadi acuan perhitungan dalam perhitungan kalender adalah pergerakan matahari, bulan dan bintang (Hisab Urf).Berikut ini beberapa metode hisab/falaq :

Hisab Urfi “Urfi” berarti kebiasaan atau kelaziman (Farid Ruskanda, 1995: 17). Hisab Urfi adalah hisab yang melandasi perhitungannya dengan kaidah-kaidah sederhana. Pada system hisab ini, perhitungan bulan qomariah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan sehingga umur bulan dalam setahun qomariah barvariatif diantara 29 dan 30 hari. Pada system hisab urfi ini, bulan yang bernomor ganjil dimulai dari bulan Muharram berjumlah 30 hari, sedangkan bulan yang bernomor genap dimulai dari bulan Shafar berjumlah 29 hari. Tetapi khusus bulan Dzulhijjah (bulan ke-12) pada tahun kabisat berjumlah 30 hari. Dalam hisab urfi juga mempunyai siklus 30 tahun (1 daur) yang di dalamnya terdapat 11 tahun yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari pertahunnya dan 19 tahun yang disebut tahun basithah (pendek) memilik 354 hari pertahunnya. Tahun kabisat ini terdapat pada tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan ke-29 dari keseluruhan selama 1 daur (30 hari). Dengan demikian, periode umur bulan menurut hisab urfi adalah (11 X 355 hari) + (19 X 354 hari) : (12 X 30 tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit, walau terlihat sudah cukup teliti, namun yang menjadi masalah adalah aturan 29 dan 30 hari serta aturan kabisat yang tidak menunjukan posisi bulan yang sebenarnya dan sifatnya hanya pendekatan saja. Oleh sebab itulah, maka system hisab urfi ini tidak dapat dijadikan acuan untuk penentuan awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

Dalam ilmu fisika dijelaskan bahwa matahari sebagai pusat tata surya yang kita kenal sebagai teori heliosentris yang dipaparkan oleh Copernicus dengan anggapan bahwa matahari diam dan tidak bergerak sama sekali, dasar teori ini diperkuat oleh beberapa teori fisika yang dianggap sebagai postulat seperti teori Keppler dan teori Titius-Bode .Sedangkan teori yang kedua adalah yang kita kenal sebagai geosentris adalah teori yang memaparkan bahwa bumi yang menjadi pusat tata surya, bulan dan planet-planet lainnya termasuk matahari berputar mengelilingi bumi, sehingga bumi diam dan tidak bergerak sama sekali, teori ini diperkuat oleh beberapa ilmuwan pada abad sebelum dicetuskannya teori heliosentris. Berikut ini akan penulis paparkan beberapa landasan yang menjadi dasar pada pembuatan kalender masehi yaitu paparan yang mendukung teori heliosentris.

Sejarah mencatat bahwa awal mulanya gagasan teori heliosentris adalah sejak pemuka Yahudi menyarankan kepada Rajanya untuk menghadiahkan paketan buku ilmu filsafat ke kerajaan Islam (<13 Masehi) sehingga diterjemahkan kedalam bahasa Arab dan ilmu filsafat mulai dipelajari dalam kalangan pelajar Arab, sehingga pada abad ke-13 seorang syi'ah Nashruddin al Thusi membuat sebuah model planet al Thusi yang kemudian disebarkan pengetahuan tersebut di Maragha, kemudian pada abad ke-16 pengetahuan ini mendapat penyempurnaan dari ahli Matematika Polandia yaitu Copernicus yang kemudian didukung oleh seorang filsuf ugustine de Hippo yang naskahnya dipelajari oleh Galileo (Wikipedia).

Sedangkan penanggalan tahun bulan/qomariyah belum pernah mengalami kesalahan jumlah hari dari semenjak kemunculannya kemudian didukung dengan fakta-fakta yang telah ada seputar bumi ini diam dalam kasus ini Flat Earth sehingga yang paling tepat untuk dijadikan sumber algoritma dalam ilmu hisab modern adalah kalender bulan/qomariyah bukan kalender masehi sehingga penulis beranggapan kuat bahwa dengan hal ini dapat menyatukan persepsi ilmu hisab.



PROSPEK 

Selain dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam penyatuan persepsi ilmu hisab dalam bentuk aplikasi computer layaknya aplikasi jean meeus, juga dapat dijadikan suatu master plan proyek komunikasi tanpa satelit sehingga lebih menghemat budget Negara.